Sabtu, 15 Desember 2012

Hakikat Bahasa

HAKIKAT BAHASA A. Pengertian Bahasa Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari kata lingua (bahasa Latin) yang berarti bahasa. Kata lingua itu masih banyak dijumpai dalam bahasa-bahasa tertentu yang menyerap bahasa Latin, seperti: dalam bahasa Prancis digunakan kata langue dan langage; dalam bahasa Spanyol digunakan kata langua; dalam bahasa Itali digunakan kata lingua. Selain itu, dalam bahasa Inggris, yang dipinjam dalam bahasa Prancis,yang sekarang digunakan kata language. Sesuai dengan asal bahasa Latin itu, maka linguistik yang berarti ilmu bahasa dikenal sebagai linguistics dalam bahasa Inggris dan sebagai linguistique dalam bahasa Prancis (Verhaar, 1982:1) Untuk mempelajari pengertian bahasa berdasarkan asal-usulnya, maka istilah tersebut dapat dilihat pada diagram berikut ini. Diagram: Asal-usul Istilah Linguistik B. Berbagai Defenisi Bahasa dan Ulasan Meskipun bahasa merupakan gejala alami dan tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia, artinya tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa, tetapi sulit sekali diberikan defenisinya. Hal itu tampak dari beragamnya defenisi tentang bahasa itu. Pada pemaparan berikut ini dikemukakan beberapa defenisi bahasa diambil dari berbagai sumber sebagai bahan kajian. 1. Bahasa adalah alat komunikasi antara masyarakat, berupa lambang bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1984: 16). 2. Bahasa adalah alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gestur, atau tanda-tanda yang disepakati, yang mengandung makna yang dapat dipahami (Woster’s Third New International Dictionary of the English Language, 1961: 1270). 3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berinteraksi, serta mengidentifikasi diri (Kridalaksana dan Kentjono, 1982: 2) 4. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbiter yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu untuk berkomunikasi atau berinteraksi (Finochiaro, 1964: 8) Kalau ditelaah lebih mendalam keempat defenisi di atas, tampaklah persepsi yang berbeda-beda tentang pengertian bahasa. Perbedaan itu dapat dilihat dari sudut pandang para ahli berdasarkan eksistensi bahasa itu. Defenisi satu dan dua di suatu pihak berbeda dengan defenisi tiga dan empat sebagai pihak yang lain. Defenisi satu dan dua menitikberatkan pandangan pada fungsi bahasa itu sebagai alat komunikasi. Hal itu menunjukkan bahwa defenisi satu dan dua masih memiliki acuan yang luas, yaitu segala sesuatu (semua alat) yang dapat digunakan untuk menyampaikan gagasan dan pesan, dianggaplah sebagai bahasa. Keluasan defenisi satu dan dua di atas tampak pula bahwa tanda yang dimaksud dalam bahasa bukan hanya tanda bahasa (linguistic sign), tetapi juga tanda-tanda lain, termasuk gestur. Keluasan lain dari defenisi satu dan dua di atas adalah semua bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, termasuk bunyi siul, batuk dan sebagainya ditafsirkan sebagai bunyi bahasa. Berbeda dengan defenisi satu dan dua, defenisi tiga dan empat menitikberatkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat bahasa (karakteristik bahasa). Beberapa hal yang menarik untuk disimpulkan sebagai unsur persamaan pada defenisi tiga dan empat di atas, adalah ; a) Bahasa merupakan suatu sistem; b) Sebagai sistem bahasa bersifat arbitrer; c) Sebagai sistem arbitrer, bahasa dapat digunakan untuk berinteraksi, baik dengan orang lain maupun diri sendiri. Sebagai sistem, bahasa memiliki komponen-komponen yang tersusun secara hierarkis. Komponen itu meliputi komponen fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, dan sematik. Walaupun setiap komponen itu memiliki sistemnya sendiri, tetapi setiap komponen tersebut dapat pula saling memberi arti, saling berhubungan, dan saling menentukan. Berdasarkan kenyataan bahwa bahasa itu merupakan sesuatu yang bersistem, tetapi juga memiliki sifat arbitrer. Artinya, walaupun bahasa itu tersusun secara hierarkis, tetapi susunan itu dilakukan oleh masyarakat. Sifat hierarkir itu tampak dalam melambangkan seekor binatang yang berkaki empat, berbulu halus, dan meringkik, juga dipakai sebagai binatang pacuan. Binatang tersebut dilambangkan dengan bunyi yang berbeda oleh setiap kelompok masyarakat pemakai bahasa, yaitu: bahasa Indonesia = /k-u-d-a/ bahasa Bugis = /n-a-r-a-n/ bahasa Makassar = /j-a-r-a-n/ bahasa Inggris = /h-o-r-s-e/ Walaupun bahasa itu bersifat arbitrer, tetapi tetap pada aturan atau sistem yang telah disepakati secara bersamaan dalam setiap kelompok masyarakat dan akhirnya, dipakai untuk berinteraksi. Defenisi tiga dan empat inilah yang akan dijadikan acuan dalam pembahasan ilmu bahasa (linguistik) selanjutnya. Berdasarkan uraian defenisi tiga dan empat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi oral yang arbitrer dan konvensional yang digunakan oleh sekelompok manusia untuk berinteraksi. Pengertian bahasa menurut beberapa ahli lainnya, 1. Owen dalam Setiawan (2006: 1), menjelaskan defenisi bahasa yaitu language can be defined as a sosially shared combinations of those symbols and rule governed combinations of those symbols (bahasa dapat didefenisikan sebagai kode yang diterima secara sosial atau sistem konvensional untuk menyampaikan konsep melalui kegunaan simbol-simbol yang dikehendaki dan kombinasi simbol-simbol yang diatur oleh ketentuan). 2. Tarigan (1989: 4), beliau memberikan dua defenisi bahasa. Pertama, bahasa adalah suatu sistem yang sistematis barang kali juga untuk sistem generatif. Kedua, bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka atau simbol-simbol arbitrer. 3. Santoso (1990: 1), bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar. 4. Mackey (1986: 12), bahasa adalah suatu bentuk dan suatu keadaan (language maybe form and not matter) atau suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, atau juga suatu sistem dari sekian banyak sistem-sistem, suatu sistem dari tatanan atau suatu tatanan dalam sistem-sistem. 5. Wibowo (2001: 3), bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. 6. Walija (1996: 4), mengungkapkan defenisi bahasa ialah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan, dan pendapat kepada orang lain. 7. Syamsuddin (1986: 2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan. 8. Pengabean (1981: 5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf. 9. Soejono (1983: 1), bahasa adalah suatu sarana perhubungan rohani yang amat penting dalam hidup bersama. C. Rumusan Defenisi Bahasa Setelah mengadakan diskusi dan dengan memperhatikan berbagai defenisi dari para ahli, kami dapat merumuskan pengertian bahasa. Bahasa merupakan alat komukasi yang bersifat arbitrer dan konvensional yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain, sebagai alat komunikasi bahasa tentunya mempunyai fungsi-fungsi dan ragam-ragam tertentu. DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, Chaidar. 1987. Linguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa. Chaedar, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Carrol, John B. 1961. The Study of Language. London: Oxford University Press. Crystal, David. 1981. Linguistics. Harmonsworth: Penguin Books Ltd. Kaesng, Sjaruddin. 1982. “Pengantar Linguistik”. Pengantar Menuju Pengajaran Bahasa yang Sukses. IKIP Ujung Pandang. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Paragraf dan Wacana


PARAGRAF DAN WACANA
A.    PARAGRAF
1.      Pengertian Paragraf
Paragraf terbentuk dari sejumlah kalimat, tetapi merupakan satuan yang lebih besar daripada gugus kalimat. Paragraf sudah mengandung satu keutuhan isi sebagai bagian isi wacana. Karena itu, Pike dan Pike menyatakan pendapatnya bahwa paragraf itu merupakan “the minimum unit in which a theme is developed”. Jumlah kalimat tidak dapat dipakai sebagai pegangan untuk memberikan identitas paragraf. Perhatikan kedua contoh paragraf berikut ini.

Contoh 1 (diambil dari Moelino, dalam Analisis Kebudayaan Tahun I No.3, 1989/1981: 25).

“(1) Di dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia, proses pemungutan ini sudah lama berjalan. (2) Tidaklah mengherankan jika bahasa serumpun, yang jumlah penuturnya tergolong besar, merupakan sumber yang kaya. (3) Karena di dalam masyarakat aneka bahasa, kedwibahasaan bukan sesuatu yang langka, unsur pungutan itu dapat berasal dari penutur yang asli bahasa serumpun dengan penambahan yang spontan. (4) Atau, orang yang bukan penutur asli bahasa serumpun yang terkemuka. Seperti bahasa Jawa (Poedjosoedarmo, 1970) dan Sunda, memungut juga bahasa dari bahasa yang bersangkutan itu dengan pertimbangan bahasa unsur pungutan itu akan segera dipahami oleh kalangan masyarakat yang luas. (5) Berikut ini sekadar beberapa contoh: tanpa, godok, kolot, nyeri, cemoh.”

Contoh 2 (diambil dari Analisis Kebudayaan Tahun 3, 1980/1981: 5).

“(1) Mutu bahasa Indonesia yang digunakan dapat diukur atas dasar ketepatan pilihan kata dan bentuk kata dan bentuk kalimat dengan kesesuaian bentuk-bentuk kata dan bentuk kalimat dengan kaidah bahasa Indonesia baku, dan ketepatan hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang mendahului dan atau mengiringinya. (2) Ketepatan pilihan kata atau bentuk kalimat dapar diukur atas dasar apa kata dan bentuk kalimat yang dipilih itu dengan setepat-tepatnya dapat mengungkapkan pesan atau isi pikiran yang rumit dan hubungan isi pikiran yang abstrak. (3) Saya berpendapat bahwa pada dasarnya bahasa Indonesia adalah bahasa modern yang memiliki sarana yang memungkinkan pengungkapan nuansa makna dan isi pikiran betapapun rumit dan abstraknya. (4) Dengan demikian, pilihan bentuk kata dan bentuk kalimat yang digunakan memang dapat dijadikan ukuran bagi penilaian mutu penggunaan bahasa Indonesia sekarang. (5) Kesesuaian bentuk kata dan bentuk kalimat yang digunakan dengan kaidah bahasa Indonesia baku adalah faktor yang tidak dapat dihindarkan. (6) Bahan dan tulisan yang dipakai untuk naskah daerah tidak berbeda dengan bahan dan tulisan yang dipakai untuk naskah Melayu. (7) Di samping huruf Jawi (Arab-Melayu), Jawa, Batak, Rencong, dan Latin, tetapi juga tulisan bugis dari Makassar.”                                               

Dalam bahasa tulis, paragraf lebih mudah dikenali daripada paragraf dalam bahasa lisan. Ada batas dan penanda visual yang dipakai pegangan. Akan tetapi, dalam bahasa lisan, penanda yang dapat digunakan adalah penanda semantis. Dengan penanda itu, ukuran yang digunakan apakah suatu tuturan menampilkan isi yang diwadahi dalam kalimat topik dan kalimat-kalimat pengembang atau belum. Samsuri (1998) menggunakan istilah Paraton untuk satuan bahasa lisan yang sama dengan paragraf dalam bahasa tulis. Penggunaan istilah yang berbeda itu dapat dipahami karena istilah paragraf mengimplikasikan bentuk visual (graf).
2.      Jenis-jenis Paragraf
a)      Berdasarkan letak kalimat utamanya.
Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf campuran dan paragraf deskriptif-naratif. Paragraf deduktif dikembangkan dengan kalimat utama di awal paragraf. Paragraf induktif   dikembangkan dengan kalimat utama di akhir paragraf. Paragraf campuran dikembangkan dengan kalimat utama di awal dan di akhir paragraf. Adapun paragraf deskriptif-naratif kalimat utamanya tersebar di keseluruhan kalimat dalam paragraf.
b)      Berdasarkan isi paragraf.
Berdasarkan isinya paragraf dapat dibedakan menjadi lima kelompok antara lain, paragraf deskriptif, paragraf eksposisi, paragraf narasi, paragraf persuasi, dan paragraf argumentasi.
1.      Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan jelas dan terperinci. Paragraf deskriptif bertujuan melukiskan atau memberikan gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengar, membaca atau merasakan hal yang dideskripsikan.
2.      Eksposisi merupakan sebuah paparan atau penjelasan. Jika ada paragraf yang menjawab pertanyaan apakah itu? Bagaimana itu berlangsung? Mengapa itu baik dan bagus? Dari mana asalnya? Paragraf tersebut merupakan sebuah paragraf eksposisi.
3.      Narasi adalah cerita. Cerita ini didasarkan atas urutan kejadian atau peristiwa. Narasi dapat bersifat fakta atau fiksi (cerita rekaan). Narasi yang berisi fakta antara lain, biografi dan autobiografi, sedangkan yang berupa fiksi diantaranya novel dan cerpen.
4.      Paragraf persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan. Orang atau pembaca yang akan diajak (dipersuasi) melakukan suatu hal, perlu diyakinkan dengan argument atau alasan yang tepat
5.      Paragraf argumentasi adalah paragraf yang bertujuan memengaruhi pembaca agar dapat menerima ide, pendapat atau pernyataan yang dikemukakan penulisnya. Untuk memperkuat ide dan pendapatnya penulis paragraf argumentasi menyertakan data-data pendukung.
B.     WACANA
Wacana merupakan satuan bahasa yang paling besar. Kridalaksana (1983) mengartikan wacana sebagai satuan bahasa terlengkap. Menurut Kridalaksana, dalam hierarki gramatikal, wacana merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana itu direalisasikan dalam bentuk karangan utuh, seperti novel, buku, dari ensiklopedia dan sebagainya. Wacana merupakan satuan bahasa yang membawa amanat yang lengkap.
Dari segi bentuk seluruhnya, wacana itu dapat dipilah menjadi dua macam, yakni wacana lisan dan wacana tulis. Wacana lisan merupakan wacana yang disampaikan melalui saluran lisan (oral), seperti wacana yang digunakan orator ketika dia berpidato, atau yang digunakan oleh seorang kiyai ketika dia memberi khotbah atau ceramah-ceramah keagamaan.
Wacana tulis merupakan wacana yang direalisasikan melalui saluran tulis. satuan bahasa yang dituangkan dalam surat misalnya, merupakan wacana tulis. Wacana (1) diambil dari kolom Kontak Pembaca Tempo, nomor 2 Tahun XXII 1992 dan wacana (2) dan (3) masing-masing diambil dari kolom Forum Pembaca dan dari redaksi dalam Bola, Nomor 445 Minggu Kedua, November 1992.

(1)   Pamulang Kehilangan Permai
Jika Anda ke Pamulang, Tangerang, tentu Anda akan melihat sederetan truk bermuatan pasir atau batu diparkir di sepanjang jalan komplek pertokoan dan perumahan Pamulang Permai. Truk-truk itu telah membuat kubangan-kubangan panjang atau berlumpur di tepi jalan protokol toko kecil Pamulang itu. Itu terjadi dalam enam bulan terakhir dan sekarang Pamulang Permai telah kehilangan permainya.
Saya yakin, itu bukan kesalahan pada pengemudi truk yang menjadikan tempat itu sebagai terminal bursa pasir dan batu. Soalnya, mereka butuh tempat agar pembeli mudah mencarinya. Dan ternyata tempat itu cocok untuk mereka. Hanya, tidak patut untuk keindahan Pamulang.
Truk-truk itu perlu dilokalisasi. Sebab, tanpa pasir dan batu pembangunan fisik tidak akan pernah jalan. Maka, seyogyanya lokasi areal bursa pasir dan batu dicarikan tempat yang layak dan strategis. Ini tentunya berpulang kepada dan sampai di mana kepedulian serta kepekaan Pemda Kabupaten Tangerang, khususnya aparat Kantor Kecamatan Pamulang
Pamulang, Tangerang, 15417 Jawa Barat.

(2)   Pemerataan di Bola
Dalam setiap kuis berhadiah 5.000 poster lalu, saya selalu mengirimkan jawaban segera, dengan maksud agar bisa menjadi 500 pemenang (pengirirm pertama). Soalnya, saya betul-betul mengharapkan memperoleh poster, terutama idola saya, pembalap Wayne Rainey. Sayang, semua terbatas pada keinginan saja.
Lalu, dalam rubrik ini saya juga kerap mendapatkan keluhan perihal yang sama maupun kuis-kuis lainnya. Malah beberapa pembaca sampai tiga kali, bahkan lebih sebagai pemenang. Karenanya, saya usul pada BOLA untuk menggunakan azas pemerataan. Salah satu caranya yaitu dengan mengelompokkan peserta kuis dari tiap provinsi maupn kota. Dengan begitu pembaca yang sudah bertahun-tahun belum mendapat giliran akan bisa mendapatkan kesempatan.
Muhammad Deni S.
Jl. Arzimar III
RT 01/03
Kel Tegal Gundil

Bogor 16152

(3)   Dari Redaksi
Tinju tetap merupakan salah satu olahraga menarik dengan berjuta penggemar di seluruh dunia. Meskipun tahun ini para petinjunya kalah dalam persaingan memperoleh uang kalah oleh Michael Jordan dari bola basket, menurut majalah Forbes, tetapi pertandingan para petinju tetap saja menarik, apalagi jika menyangkut kelas paling bergengsi yang dipenuhi para bintang, kelas berat. Dengan alasan itu pula, tinju merupakan laporan khusus nomor ini. Tentu dengan halaman depan yang dihias foto depannya juga petinju. Tetapi, tentu dengan isi yang berbeda.
Tinju bagi Bola adalah olah raga yang tidak pernah ditinggalkan. Selama ini tidak kurang dari 10% halaman depan diisi dengan foto tentang tinju baik untuk laporan pertandingan ataupun untuk mengantar menuju suatu pertandingan. Kebetulan juga tinju, sayangnya baru nasional, karena yang internasional kehabisan bintang setelah mundur Ellyas Pical selalu memunculkan bintang, juga hal-hal baru.
Untuk laporan khusus tentang pertarungan Hollivield dan Bowe ini. Selalu komentar tentang keduanya, juga ada pandangan yang dikemukakan tokoh tinju pro Indonesia asal Jawa Timur, Setiadji Laksono. Pengalamannya sebagai petinju, pelatih dan promoter, menjadi jaminan pendapat. Silakan baca di halaman tiga.
Selain lapsus itu, patut juga disimka kolom Rop Hughes di halaman 27. Ia mengulas tentang permainan sepak bola Belanda, Dennis Berg Kemp, yang oleh klubnya, Ajax, ditawarkan dengan harga yang tinggi sekali. Apa sebabnya. Silakan baca halaman itu.




DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, Chaidar. 1987. Linguistik: Suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.
Chaedar, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Carrol, John B. 1961. The Study of Language. London: Oxford University Press.
Crystal, David. 1981. Linguistics. Harmonsworth: Penguin Books Ltd.
Kaesng, Sjaruddin. 1982. “Pengantar Linguistik”. Pengantar Menuju Pengajaran Bahasa yang Sukses. IKIP Ujung Pandang.
Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Rabu, 16 Mei 2012

KHASIAT BAWANG PUTIH


Bawang putih, bawang putih, dan bawang putih.
Siapa sih yang nggak tau tanaman yang satu ini?
Itu’tuh sih putih yang biasanya dibuat sebagai bumbu masakan.
Tapi, ada yang tau nggak manfaat lain apa yang dimiliki oleh si bawang satu ini selain sebagai bumbu masakan?
Kalau kamu nggak tau, itu berarti kamu mesti baca artikel ini, karna pada artikel kali ini aku mau ngebahas manfaat seputar bawang putih.

Manfaat Bawang Putih bagi Kesehatan
Kamu semua udah pada tau nggak sih? Ternyata kandungan kimiawi yang terdapat pada bawang putih,membuatnya tidak hanya dapat digunakan sebagai bumbu masakan tetapi juga sebagai media pengobatan. Contoh kecilnya adalah sebagai antiseptik  karena adanya kandungan antibiotik pada bawang putih.  Nah, yang satu itu masih contoh kecilnya saja karena masih banyak khasiat bawang putih lainnya yang harus kalian ketahui antara lain.
1.      Mengobati penyakit flu dan batuk.
Pada 1992 seorang peneliti dari Universitas Brigham Young, Utah berhasil menemukan fakta baru seputar bawang putih. Ternyata bawang putih (telah ditumbuk) yang dicampurkan dengan minyak dapat membunuh dua macam virus yaitu herpes dan rhinivirus tipe dua yang biasanya menyebabkan flu. Bawang putih mengandung juga sulfur (sejenis zat belerang) yang dipercaya dapat melegakan tenggorokan saluran pernapasan dan membantu mengeluarkan lendir.
Oleh karena itu, bagi Anda yang sering terserang flu atau batuk. Cobalah sekali-kali untuk mengkomsumsi bawang putih, paling tidak tiga kali seminggu. Selain dapat mengkomsumsinya dengan minyak, Anda juga dapat membuat variasi lain dengan mencampurnya bersama susu atau pun teh  hangat.
2.      Meningkatkan daya ingat
Siapa yang tahu, ternyata bawang putih yang selama ini kita gunakan juga dapat membantu dalam meningkatkan daya ingat. Sebuah penelitian di Universitas Tokyo mencatat, bawang putih sangat baik bagi kelompok lansia (sebutan untuk seseorang yang telah tua/berusia lanjut). Tanaman ini mampu meremajakan otak dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
3.      Menurunkan kadar kolestrol
 Pada tahun 1981 penelitian yang dilakukan Bordia berhasil mengungkapkan bahwa bawang putih mampu menurunkan kolestrol hingga 14% dan meningkatkan kolestrol baik yaitu HDL (High Density Lipoprotein) sebesar 40% jika dikomsumsi secara teratur  selama enam bulan.
Sementara itu, penelitian epidemiologi mengungkapkan bahwa kelompok masyarakat yang mengonsumsi bawang putih 30-50 g seminggu mempunyai kadar kolesterol jauh lebih rendah dibandingkan kelompok masyarakat yang tingkat konsumsinya tidak sebesar itu.
4.      Meningkatkan daya tahan tubuh atau stamina
Jika Anda termasuk orang yang mudah terserang lelah, ada baiknya jika mulai sekarang Anda membiasakan diri untuk mengkomsi bawang putih secara teratur.  Dengan mencampurkan bawang ke dalam masakan atau menelan bawang setiap hari dipercaya dapat menjadi sumber kekuatan fisik dan meningkatkan stamina.
5.      Membunuh cacing parasit dalam tubuh
November 1995, artikel Garlic as an Antinematodal agent di Aquarium Fish menunjukkan bahwa bawang putih menghambat pertumbuhan nematoda (cacing) dalam saluran pencernaan Pterophylum scalare.
6.      Mencegah serangan jantung
Penyakit yang satu ini tentunya merupakan momok yang sangat menakutkan bagi semua orang. Bagaimana tidak, penyakit jenis ini bisa saja datang sewaktu-waktu  tanpa mengenal adanya batasan usia, fisik maupun psikologis seseorang.  Meskipun begitu, bukan berarti penyakit yang satu ini tidak bisa dicegah. Salah satu caranya adalah dengan mengkomsumsi bawang putih.
Khasiat bawang putih yang satu ini tentunya telah dibuktikan, yaitu melalui sebuah penelitian yang melibatkan 432 penderita penyakit jantung. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa mereka yang rajin mengkomsumsi bawang putih dua sampai tiga suing per hari ternyata mampu bertahan hidup lebih lama.
Hal tersebut terjadi karena bawang putih mampu mengecilkan sumbatan-sumbatan pada arteri jantung. Karena itu, penggemar menu daging perlu menyertakan bawang putih (dalam bentuk bumbu atau acar) untuk mengurangi dampak buruk dari lemak hewani.

Nah, gimana? Sekarang kalian sudah tau’kan apa saja khasiat bawang putih bagi kehidupan kita. Dan seperti biasa, karena kamu sudah tau, berarti masih ada satu lagi kewajiban yang harus kamu lakukan yaitu menerapkannya dalam kehidupan kamu dan orang sekitarmu. Jangan sampai apa yang kamu peroleh pada artikel kali ini hanya jadi angin berlalu yang tak berbekas sama sekali. Jadi, sekian dulu yach perjumpaan kita diartikel kesehatan kali ini. Sampai jumpa diartikel-artikel kesehatan lainnya dan selalu ingat                    
“ORANG CERDAS SELALU HIDUP DENGAN TUBUH SEHAT”

Jumat, 27 April 2012

faktor-faktor yang menyebabkan korosi (contoh laporan)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb
            Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan rahmat dan taufik-Nya sehingga penulisan laporan  yang berjudul “faktor-faktor yang menyebabkan korosi” dapat terselesaikan sesuai jadwal yang diharapkan. Salawat dan taslim semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang patut kita jadikan sebagai suri teladan dalam mengarungi kehidupan di muka bumi.
            Penulis menyadari bahwa sejak penulisan laporan ini, berbagai hambatan dan rintangan yang penulis rasakan. Namun, berkat ketabahan, ketekunan dan kerja keras, serta pertolongan dari Allah jualah sehingga hambatan dan rintangan tersebut dapat diatasi.
            Penulis berharap, apa yang penulis tampilkan pada karya tulis ini akan bermanfaat bagi siswa, guru, dan semua pembaca laporan ini. Saran dan masukan lainnya masih penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Akhirnya, semoga laporan ini bisa turut andil dalam mencerdasan generasi muda penerus bangsa.
            Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi dan menerima setiap aktivitas kita sebagai suatu ibadah di sisi-Nya. Amin.



Watampone, 15 Maret 2012

Penulis






A.    Tujuan percobaan                     
Percobaan ini bertujuan untuk menyelidiki faktor-faktor yang menyebabkan korosi pada besi.

B.     Teori percobaan 

Menurut Roberge, Korosi adalah peristiwa rusaknya logam karena reaksi dengan lingkungannya, sedangkan menurut Gunaltun, korosi adalah fenomena elektrokimia dan hanya menyerang logam, ada pula definisi lain yang mengatakan bahwa korosi merupakan rusaknya logam karena adanya zat penyebab korosi. . Pada dasarnya peristiwa korosi adalah reaksi elektrokimia. Secara alami pada permukaan logam dilapisi oleh suatu lapisan film oksida (FeO.OH). Pasivitas dari lapisan film ini akan rusak karena adanya pengaruh dari lingkungan, misalnya adanya penurunan pH atau alkalinitas dari lingkungan ataupun serangan dari ion-ion klorida. Pada proses korosi terjadi reaksi antara ion-ion dan juga antar elektron Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Bila dibiarkan, lama kelamaan besi akan habis menjadi karat. Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya. Pada peristiwa korosi, logam mengalami oksidasi, sedangkan oksigen (udara) mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Rumus kimia karat besi adalah Fe2O3 . nH2O, suatu zat padat yang berwarna coklat-merah. Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi berlaku sebagai anode, dinama besi mengalami oksidasi.
Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e            E0 = + 0,44 V
Elektron yang dibebaskan di anode mengalir ke bagian lain dari besi yang berlaku sebagai katode, dimana oksigen tereduksi.           
 O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)                E0 = + 0,40 V  atau
 O2(g) + 2H+(aq) + 4e → 2H2O(l)                  E0 = + 1,23 V
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode selanjutnya teroksidasi membentuk ion besi (III) yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi, Fe2O3 . nH2O, yaitu karat besi. Maka reaksi yang terjadi :
Anode :    2Fe(s) → 2Fe2+(aq) + 4e                                           E0 = + 0,44 V
Katode :   O2(g) + 2H2O(l) + 4e → 4OH-(aq)                             E0 = + 0,40 V
Rx Sel : 2Fe(s) + O2(g) + 2H2O(l) → 2Fe2+(aq) + 4OH-(aq)     E0 reaksi = 0,84 V
Ion Fe2+ tersebut kemudian mengalami oksidasi lebih lanjut dengan reaksi :
4Fe2+(aq) + O2(g) + (4 + 2n) H2O → 2Fe2O3 . nH2O + 8H+(aq)
Mengenai bagian mana dari besi itu yang bertindak sebagai anode dan bagian mana yang bertindak sebagai katode bergantung pada berbagai faktor, misalnya zat pengotor, atau perbedaan rapatan logam itu. Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
  Penghambat terjadinya korosi.
1.      Pembuatan logam homogen
Pada pembuatan logam dalam industri diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen mungkin dalam logam tersebut. Hal ini untuk menghindari tertumpuknya campuran tersebut di satu bagian, sehingga tidak terjadi perbedaan potensial listrik antarzat yang dapat memicu terjadinya korosi.
2.         Pelapisan dengan cat
Pelapisan logam dengan cat bertujuan untuk mencegahkontak antara permukaan logam dengan udara yang mengandung oksigen dan uap air.
3.        Pelapisan dengan logam lain
Jika logam besi dilapisi Cu (tembaga), Sn (timah), besi akan terlindungi dari korosi karena potensial reduksi Cu dan Sn lebih positif (Eº Cu2+ | Cu = +0,34 Volt dan Eº Sn2+ | Sn = -0,14 Volt) daripada potensial reduksi besi (Eº Fe2+ | Fe = -0,44 Volt). Namun bila lapisan ini bocor sehingga lapisan Cu dan Sn terbuka, besi akan mengalami korosi dengan cepat. Selain Cu dan Sn, logam lain yang dapat digunakan adalah perak (Ag), emas (Au), nikel (Ni), dan platina (Pt).
4.      Cara proteksi katodik
Jika logam besi dihubungkan dengan seng (Zn), besi tersebut akan sukar mengalami korosi. Hal ini disebabkan seng lebih mudah teroksidasi dibandingkan besi dimana potensial reduksi Zn (Eº Zn2+ | Zn = -0,76 Volt) lebih negatif daripada potensial reduksi Fe (Eº Fe 2+ | Fe = -0,44 Volt). Seng bereaksi dengan O2 dan H2O dalam lingkungan yang mengandung CO2 dan membentuk seng karbonat. Seng karbonat berfungsi untuk melindungi seng itu sendiri dari korosi. Cara ini disebut juga cara katode pelindung. Logam Magnesium (Mg) yang termasuk alkali tanah banyak digunakan untuk keperluan ini.






C.    Alat dan bahan   
1.      4 buah tabung reaksi                           6. Air yang sudah didihkan
2.      4 buah paku                                         7. Minyak tanah
3.      Air suling atau aquades                       8. Amplas
4.      Kristal CaCl2                                                    9. Prop atau sumbat karet
5.      Kapas                                                  10. Rak tabung reaksi
D.    Cara kerja
1.      Ambillah 4 tabung reaksi lalu beri label 1-4 dan kemudian ;
a.       Tambahlah 5 mL air suling ke dalam tabung 1,
b.      Tambahkan 2 gram Kristal CaCl2  lalu beri kapas kering ke dalam tabung 2,
c.       Tambahkan air yang sudah didihkan ke dalam tabung 3 hingga hamper penuh,
d.      Tambahkan kira-kira 10 mL minyak tanah ke dalam tabung 4.
2.      Amplaslah 4 batang paku besi hingga bersih, kemudian masukkan masing-masing satu ke dalam tabung reaksi pada prosedur 1 di atas.
3.      Tutup tabung 2 dan 3 dengan prop (sumbat) karet sampai rapat.
4.      Simpanlah tabung-tabung tersebut selama 3 hari, kemudian amati apa yang terjadi             
E.     Data hasil pengamatan  
Hari ke-
Hasil pengamatan
Tabung 1
Tabung 2
Tabung 3
Tabung 4
1
+
-
+
-
2
+
-
+
-
3
+
-
+
-
     
F.     Analisis hasil pengamatan         
1.      Pada tabung berapakah paku mengalami perkaratan?
Jawab  :  pada tabung pertama yang berisi paku dan 5 mL air suling (aquades), dan
 tabung ketiga yang berisi paku dan air yang sudah didihkan.
2.      Pada tabung berapa paku tidak mengalami perkaratan?
Jawab  :  pada tabung kedua yang berisi paku dan 2 gram Kristal CaCl2  dan kapas, dan
 tabung keempat yang berisi paku dan 10 mL minyak tanah.
3.      Pada tabung berapa paku cepat mengalami perkaratan? Mengapa demikian!
Jawab  :  pada tabung pertama yang berisi paku dan air suling (aquades). Hal ini terjadi karena seperti yang kita ketahui bahwa faktor  utama  penyebab terjadinya korosi adalah adanya air dan oksigen. Pada tabung pertama yang berisi aquades, terdapat air dan oksigen terlarut. Selain itu, keadaan tabung yang terbuka, memungkinkan oksigen yang berada di udara dapat berikatan dengan aquades, akibatnya keadaan tabung menjadi kaya oksigen (O2), sehingga korosi dapat terjadi pada paku di tabung pertama.
4.      Apa fungsi kalsiumklorida anhidrat pada tabung 2?
Jawab  : kalsiumklorida anhidrat pada tabung 2 berfungsi untuk membantu meningkatkan kadar kalsium air, yang pada gilirannya meminimalkan potensi terjadinya korosi, karena kalsium klorida padat dapat menghilangkan air terlarut.
5.      Bagaimana kandungan oksigen terlarut pada air yang sudah didihkan!
Jawab  :  air yang telah didihkan tersebut akan kehilangan kandungan oksigen terlarutnya, karena pada proses pemanasan akan terjadi penguapan.
6.      Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya korosi besi!
Jawab  :  Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.

1.            Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam
sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
2.            Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi
TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
3.            pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH
dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik.
4.            Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan
naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
5.            Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam
yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi.
6.            Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah
dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
7.            B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena
mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), selama masa putaran hidupnya. COakan menurunkan pH secara berarti sehingga menaikkan kecepatan korosi. H2S dan besi sulfida, Fe2S2, hasil reduksi sulfat (SO42–) oleh bakteri pereduksi sulfat pada kondisi anaerob, dapat mempercepat korosi bila sulfat ada di dalam air. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong bakteri besi (iron bacteria) untuk berkembang, karena mereka senang dengan air yang mengandung besi.
                                                                                                                   
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi, satu sama lain dengan material pipa. Kombinasi faktor-faktor dan pengaruhnya terhadap reaksi-reaksi korosi akan membantu menentukan berapa besarnya kecepatan jalannya korosi. Bila faktor berubah, maka kecepatan korosipun berubah.

7.      Jelaskan proses terjadinya korosi pada besi!
Jawab  : Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.XH2O. Pada
  proses pengamatan, besi (Fe) bertindak sebagai pereduksi dan oksigen (O2) yang
  terlarut dalam air bertindak sebagai pengoksidasi. Persamaan reaksi
  pembentukan karat :

      Anode : Fe               Fe2+ + 2e
Katode : O2  +  4H +  4e-              2H2O

Logam Fe yang letaknya jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi menjadi ion Fe2+ . Ion ini larut dalam tetesan air. Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu ujung tetesan  air ini disebut anode.
Ion Fe2+ yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui tetesan air, sedangkan elektron mengalir dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya mereduksi O2 dari udara dan menghasilkan air. Ujung tetesan yang merupakan tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian O2 dari udara larut dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang membentuk karat besi (Fe2O3.nH2O).



8.      Korosi adalah peristiwa sel elektrokimia alam. Tuliskan reaksi sel volta dalam proses perkaratan besi!
Jawab  : anode                                    :           Fe(s) → Fe2+(aq) + 2e-                                                      x 2
                   katode                      :           O2(aq) + 2H2O(I) + 4e- → 4OH-(aq)                            x 1
              redoks                       :           2Fe + O2 +2H2O → 2Fe2+ + 4OH-
                   reaksi lengkap           :           2Fe + O2 +2H2O → 2Fe(OH)2
                               


G.    Kesimpulan                                 
1.       Dari percobaan atau pengamatan tersebut bisa kita dapatkan bahwa paku yang paling cepat berkarat adalah paku yang di dalam gelas yang di isi air tanpa di tutup, karena perkaratan pada paku tersebut di pengaruhi oleh Oksigen dan Air.
2.       Faktor penyebab besi berkarat adalah O2, H2O, dan pH. Bila konsentrasi O2, H2O, dan pH naik, maka kecepatan korosi akan naik. Agar tidak terjadi perkaratan yang tidak kita kehendaki seperti pada pagar besi, maka kita harus melapisi pagar besi dengan cat atau logam yang tahan korosi agar tidak di pengaruhi oleh O2 dan H2O.